TUGAS AKHIR
MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS
KARYA ILMIAH
PELUANG BISNIS
“PEDAS MANIS HASIL BISNIS SAMBAL KEMASAN”
DI SUSUN OLEH :
Nama : TRI AGUNG BUDI WAHYONO
NPM :
15.11.8923
Kelas :
15-S1TI-07
Kelompok H
SEKOLAH
TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
2015
I.
ABSTRAK
Karya ilmiah ini
disusun dengan tujuan untuk memberi informasi kepada para pembaca dalam membuat
atau menghasilkan uang dengan cara membuat bisnis kecil sebagai peluang usaha
yang menguntungkan. Memulai usaha tidak
selalu harus diawali dari hal-hal yang bersifat besar. Bahkan kadang potensi
yang menarik dan besar bisa saja ditemukan dari hal-hal yang kecil dan kadang
dengan mudah dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam karya ilmiah ini, penulis akan membahas “ PEDAS MANIS HASIL BISNIS SAMBAL KEMASAN”.
Tidak bisa dipungkiri, sambal telah cukup
mendarah daging dengan kebutuhan kuliner sebagian besar masyarakat Indonesia.
Namun, karena proses pembuatanya tergolong ribet maka sebagian orang mengambil
jalan pintas dengan memilih sambal kemasan siap santap. Akan tetapi, tidak
sedikit pencinta sambal yang selektif dalam memilih sambal yang akan dikosumsi.
Kebutuhan tersebut ditangkap sebagai salah satu
peluang bisnis. Dengan modal yang tidak telalu besar, merintis bisnis sambal
kemasan skala rumahan juga dapat ditawarkan secara online. Usaha tersebut
umumnya hanya melayani pesanan, dan sambal yang diracik memiliki daya tahan
yang singkat karena dibuat tanpa tambahan bahan pengawet.
Bicara tentang masakan, bagi masyarakat
Indonesia berarti bicara tentang bumbu. Salah satu bumbu yang menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat Indonesia adalah cabai. Kini cabai sudah menjadi
sebuah lahan usaha yang sangat menguntungkan, hal ini ditandai dengan banyaknya
pabrik yang menghadirkan olahan cabai yang beranekaragam. Baik berbentuk saus
atau sambal dan dikemas dalam packing menarik.
Dengan adanya karya ilmiah ini semoga bermanfaat bagi
para pembaca yang berminat mengelola bisnis sambal kemasan sebagai peluang
usaha yang menguntungkan.
II.
ISI
Sambal adalah saus dengan
bahan utama yang disiapkan dari cabai yang dilumatkan sehingga keluar
kandungan sari cabai yang berasa pedas dan ditambah bahan-bahan lain
seperti garam dan terasi.
Sambal merupakan salah satu unsur khas hidangan Indonesia, Melayu ditemukan pula dalam kuliner Asia Selatan dan Asia
Timur. Ada bermacam-macam variasi sambal yang
berasal dari berbagai daerah.
Saat
ini usaha sambal kemasan sangat popular dikalangan masyarakat Indonesia. Aneka
olahan sambal yang dikemas dalam sebuah botol mempunyai pasaran yang cukup
menjanjikan. Apalagi untuk dijual secara online, pasti mempunyai peluang bisnis
yang sangat menjanjikan, daya jualnya juga lumayan tinggi bisa mencapai harga
20 ribu per botol.
Sekarang
ini walaupun sambal kemasan dari pabrik banyak sekali yang bermunculan, tapi
kalau sambal rumahan yang tanpa bahan pengawet, tanpa pewarna, tanpa penyedap,
dan diolah dari bahan-bahan yang fresh pasti lebih disukai bukan. Nah kunci
agar sambal bisa bertahan lama kita harus memperhatikan proses pemasakan,
pemilihan bahan-bahan sambal, dan proses pengemasannya.
Nah kunci
sambal yang awet berawal dari proses pengolahan yang bersih dan pemasakan yang
tanak. Selain itu, sambal juga akan lebih awet karena pengemasan yang higienis
dan rapat. Bahkan untuk masalah kemasan bisa menggunkan berbagai pilihan
kemasan mulai dari kemasan jar plastik dan cup bersegel. Setelah menemukan
teknik masak dan teknik pengemasan yang tepat, kita bisa mulai menjajal membuka
jenis usaha rumahan dengan sambal kemasannya.
Untuk menghasilkan sambal dengan cita rasa yang
lebih pedas, maka gunakanlah cabai rawit jawa. Karena memiliki bentuk yang
lebih ramping dengan rasa yang lebih pedas di banding cabai bandung yang
berukuran besar, tapi dengan rasa yang kurang pedas. Jika
ingin menghasilkan sambal dengan cita rasa yang enak dan dengan daya simpan
yang cukup panjang, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sambal, mulai dari pemilihan bahan, sampai dengan penyimpanan.
Langkah
awal yang harus diperhatikan adalah pilih bahan yang segar, karena jika bahan
yang digunakan hampir busuk atau sudah busuk maka hasil akhir dari sambal akan
terasa asam. Sebelum diolah bahan harus dicuci bersih dibawah air mengalir,
untuk meminimalisir bakteri atau kuman yang terdapat pada bahan.
Adapun
bahan tambahan atau pelengkap dari sambal sangatlah bervariasi, tergantung dari
jenis sambal apa yang akan kita buat. Bahan-bahan yang telah dipilih dan
dibersihkan kemudian digoreng dengan waktu yang cukup singkat, atau bisa pula
dengan cara diseduh (blanch) dalam air mendidih. Bahan kemudian dihaluskan
dalam blender atau dengan cara diulek.
Setelah
itu, bahan ditumis atau digoreng diatas api sedang, hingga mengeluarkan minyak,
agak mengering dan matang. Masak bahan hingga matang sempurna, karena minyak yang keluar dari bahan maupun minyak yang digunakan untuk menumis merupakan bahan pengawet alami.
Tingkat
kematangan bahan akhirnya dapat memperpanjang daya simpan sambal. Sebelum
dikemas, pastikan sambal sudah dalam keadaan dingin. Ada beberapa cara yang
dapat diterapkan untuk membuat sambal lebih cepat dingin. Misalnya dengan blanc
chilled, yakni memasukkan sambal kedalam chiller hingga kondisi sambal menjadi
cukup dingin.
Teknik
yang kedua dapat dilakukan dengan cara mendiasi air. Sambal ditempatkan dalam
wadah terbuka yang diletakkan diatas wadah lain berisi air. Atau dengan cara
sederhana, yaitu dengan diangin-anginkan diruang terbuka, dengan catatan tidak
lebih dari empat jam agar tidak terkontaminasi dengan udara.
Setelah
suhunya dingin, segera tempatkan sambal kedalam wadah kedap udara, yang sudah
di sterilisasikan. Yakni dengan cara direbus, ditiriskan, dan dikeringkan.
Dengan tujuan meminimalisir bakteri yang terdapat didalam wadah atau kemasan,
sehingga dapat mempengaruhi jangka waktu menjadi lebih panjang.
Jika
sambal ditempatkan didalam freezer batas maksimal penggunaan sambal kurang
lebih bisa mencapai 3 bula, jika penyimpanan didalam chiller dapat bertahan
kurang lebih 1,5 bulan. Sedangkan jika disimpan dalam suhu ruang, sambal dapat
bertahan selama 2 minggu.
III.
REFRENSI
·
Hasil
pemikiraan sendiri